Description
Sejarah panjang humanisme, dari akar Renaisans, Pencerahan, hingga menjadi paradigma global menunjukkan keberhasilan besar dalam membebaskan manusia dari dogma kaku dan tirani tradisi. Namun, keberhasilan itu sekaligus meninggalkan warisan krisis. Individualisme, relativisme, dan nihilisme menjadi bayang-bayang gelap yang menuntut harga mahal dari peradaban. Krisis lingkungan, dehumanisasi akibat teknologi, serta ketidakadilan global memperlihatkan bahwa humanisme sekuler sering kali abai terhadap relasi manusia dengan sesuatu yang melampaui dirinya.
Dalam situasi ini, filsafat Islam menawarkan horizon baru. Ia tidak menolak capaian rasionalitas modern, tetapi mengingatkan bahwa akal semata tidak cukup. Ada wahyu, ada nilai transenden, ada tauhid yang meneguhkan manusia pada posisinya sebagai makhluk yang berhubungan dengan Tuhan, sesama, dan alam semesta. Dari sinilah gagasan etika tauhid muncul: bukan sebagai nostalgia ke masa lalu, melainkan sebagai tawaran jalan etis yang mampu menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab, kemajuan dengan keberlanjutan, dan hak dengan kewajiban.
Reviews
There are no reviews yet.