Hadis dan Polemik: Kajian Kritis Abu Rayyah atas Abu Hurairah

Description

Buku ini mengulas secara kritis pemikiran Mahmud Abû Rayyah, salah satu tokoh kontroversial dalam studi hadis modern, yang banyak menyoroti posisi dan otoritas Abû Hurairah sebagai perawi hadis terbanyak. Abû Rayyah berangkat dari asumsi bahwa jika seluruh hadis Rasulullah SAW benar-benar menjadi bagian integral dari agama sebagaimana al-Qur’an, maka sudah seharusnya Nabi mendorong para sahabat untuk menghafal dan mewariskan hadis-hadis tersebut secara masif kepada generasi berikutnya. Dengan demikian, menurut logika historisnya, para sahabat yang paling awal masuk Islam, paling dekat dengan Nabi, serta memiliki kedalaman ilmu dan ketakwaan tinggi semestinya menjadi perawi hadis terbanyak. Namun, kenyataan sejarah memperlihatkan bahwa Abû Hurairah yang relatif lebih akhir bergabung dengan komunitas Islam dan hanya bersama Nabi selama kurang lebih tiga tahun, hal ini justru mencatatkan diri sebagai perawi dengan jumlah hadis tertinggi. Ketidaksesuaian antara latar belakang Abû Hurairah dan banyaknya riwayat yang dinisbahkan kepadanya menjadi dasar kuat kritik Abû Rayyah. Menurutnya, kondisi ini menimbulkan pertanyaan mengenai otentisitas, validitas, dan proses transmisi hadis yang disampaikan oleh Abû Hurairah.
Kritik tersebut semakin menguat seiring ditemukannya sejumlah perbedaan redaksi atau makna antara hadis-hadis yang diriwayatkan Abû Hurairah dengan riwayat sahabat-sahabat terkemuka lainnya seperti ‘Aishah r.a., Abû Bakr al-Ṣiddîq, dan ‘Umar ibn al-Khaṭṭâb. Perbedaan ini kemudian dijadikan dasar oleh Abû Rayyah untuk mempertanyakan kapasitas, metode periwayatan, serta kemungkinan faktor-faktor non-ilmiah yang memengaruhi banyaknya hadis dalam sanad Abû Hurairah.
Buku ini tidak hanya memaparkan kritik Abû Rayyah, tetapi juga memperhadapkan pandangannya dengan argumen para ulama hadis yang membela integritas dan kredibilitas Abû Hurairah. Dengan pendekatan historis, metodologis, dan analitis, pembaca diajak memahami bagaimana perdebatan mengenai otoritas seorang perawi dapat memengaruhi pemaknaan hadis, pembentukan hukum, dan konstruksi tradisi ilmiah dalam Islam. Pembahasan yang mendalam ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang utuh mengenai dinamika kritik hadis modern serta posisi Abû Hurairah dalam khazanah keilmuan Islam.