Description
Buku ini menghadirkan sebuah potret penting tentang sosok ulama kharismatik yang berada salah satu desa kecil di Lamongan Jawa Timur, sosok tersebut adalah KH. Soefyan Abdul Wahab, seorang kiai pesantren yang kiprahnya melampaui batas dinding pesantren dan memberi kontribusi nyata bagi bangsa. Melalui perjalanan hidupnya, kita akan disuguhkan kisah tentang bagaimana pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat, khususnya kaum perempuan.
Pada masa KH. Soefyan Abdul Wahab, pesantren dan masyarakat sekitarnya masih sangat dipengaruhi oleh budaya patriarki yang membatasi kebebasan perempuan dalam memperoleh pendidikan, beraktivitas, serta berperan di ranah sosial. Perempuan sering kali dianggap hanya memiliki kewajiban dalam urusan domestik, sehingga akses mereka terhadap pendidikan formal sangat terbatas. Di banyak pesantren, ilmu yang diberikan kepada santri perempuan lebih berfokus pada aspek keislaman praktis yang berkaitan dengan tugas mereka sebagai istri dan ibu, sementara santri laki-laki mendapatkan kesempatan lebih luas untuk mendalami berbagai cabang ilmu, termasuk fiqh, tafsir, dan dakwah. Selain itu, peran perempuan dalam kehidupan sosial juga sangat dibatasi, dengan anggapan bahwa mereka sebaiknya tidak terlalu menonjol di ruang publik. Hal ini menyebabkan banyak perempuan tidak memiliki kebebasan untuk berkiprah di luar rumah, baik dalam kegiatan ekonomi, sosial, maupun keagamaan, sehingga memperkuat kesenjangan gender dalam masyarakat.
Melalui buku ini, pembaca akan melihat bagaimana pesantren mampu melahirkan gagasan besar bagi pembangunan bangsa. Buku ini layak dibaca oleh akademisi, santri, praktisi pendidikan, pemerhati gender, dan siapa saja yang peduli pada peran pesantren dalam membangun peradaban Indonesia yang inklusif, adil, dan berkemajuan.
Reviews
There are no reviews yet.